Sinunukan.com, Sinunukan – Masyarakat Desa Sinunukan II, Kecamatan Sinunukan, Mandailing Natal, menunjukkan kekompakan dan semangat kebersamaan dalam menghadapi ancaman abrasi di sekitar jembatan Sungai Si Todung. Dengan penuh kesadaran, warga secara swadaya bergotong royong membangun dek tanggul sebagai langkah penanggulangan.
Abrasi yang terjadi di aliran Sungai Si Todung dikhawatirkan dapat menggerus pondasi jembatan dan membahayakan akses transportasi masyarakat. Menyadari pentingnya keberadaan jembatan tersebut, warga desa berinisiatif mengambil langkah cepat tanpa harus menunggu bantuan dari pihak luar.
“Ini adalah akses utama bagi kami. Kalau jembatan ini rusak karena abrasi, maka masyarakat yang paling merasakan dampaknya. Karena itu kami sepakat bergotong royong membangun tanggul,” ujar salah seorang tokoh masyarakat.
Pembangunan dek tanggul dilakukan dengan menggunakan bahan seadanya yang dikumpulkan secara swadaya oleh warga. Proses pengerjaan dilakukan secara bersama-sama, mencerminkan budaya gotong royong yang masih kuat melekat di tengah masyarakat pedesaan.
Kepala Desa Sinunukan II mengapresiasi kekompakan warganya dan berharap langkah ini menjadi contoh bagi desa lain dalam mengatasi persoalan lingkungan dan infrastruktur. “Kami bangga melihat kebersamaan warga. Semoga pemerintah juga bisa memberikan perhatian lebih agar penanggulangan abrasi bisa dilakukan secara permanen,” ungkapnya.
Dengan adanya tanggul swadaya ini, diharapkan abrasi Sungai Si Todung dapat diminimalisir dan jembatan tetap kokoh sehingga akses masyarakat tetap terjaga dengan baik.
—
